Satu bintang di bulan sepuluh

sagittarius sun
3 min readOct 30, 2022
Kang Taehyun, ACT:LOVESICK in Jakarta 2022

Di satu hari di bulan sepuluh, Tuhan menjawab doaku. Rupanya didengarnya rentetan doa yang terucap baik di bibir maupun yang terbisik di dalam batin. Pengharapan-pengharapan baik dan tuntutan keinginan yang terasa jauh untuk dicapai namun nyatanya dapat terwujudkan dengan adanya persetujuan dari Nya.

Di ratusan hari sebelum bulan sepuluh, seringkali keinginan-keinginan itu muncul pada malam-malam panjang yang membuatku tetap terjaga hingga matahari menyembul dari balik selimut kelam sang malam. Semoga diberi umur dan kesempatan untuk bertemu, semoga bisa melihat dirinya terus sehat dan bahagia dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya, semoga, semoga, semoga.

Di satu hari di bulan sepuluh, Tuhan mengabulkan permohonanku.

Di satu hari di bulan sepuluh, kamu menjelma menjadi sosok dengan pendar paling terang di dunia ini. Mungkin sejatinya memang kamu si pangeran bintang yang lahir dari rasi aquarius 20 tahun silam. Konon katanya terdapat galaksi dengan ribuan bintang yang tersimpan dibalik sepasang matanya, membuat Alcyoneus seakan tidak ada artinya. Diantara ribuan pasang mata dan sorakan riuh memanggil namamu, langkah ringan dan kerlingan kedua bola matamu seakan menghentikan putaran bumi untuk sesaat. Seperti yang ada di khayalanku selama ini, kamu itu memang dan masih menjadi anak 8 tahun yang sama yang senang berceloteh riang dan berlarian kesana dan kemari dengan langkah ringan. Mungkin memang cinta itu ada dan terwujudkan oleh eksistensimu di dunia ini. Perwujudan dari kasih sayang ibu dan doa-doa baik yang senantiasa aku panjatkan setiap malam. Cinta itu ada dibalik setiap usaha yang kamu lakukan dan waktu yang kamu luangkan untuk memahami lebih jauh akan tanah yang kamu pijak saat ini. Cinta itu hadir diantara setiap insan yang turut memenuhi ruangan penuh magis itu. Cinta itu ada di kedua bola matamu yang terus bersinar menatap pasang mata yang selalu kamu nantikan setelah 2 tahun berlalu sekejap dalam satu kedipan mata.

Di satu hari di bulan sepuluh, aku masih tinggi dan larut dalam euforia tak berujung. Masih di kota yang sama yang telah kamu tinggalkan, setiap sudut kota seakan menyimpan kepingan eksistensimu. Di kedai kopi langgananku menu andalanmu seakan menarik seluruh perhatianku agar terfokus hanya pada dirinya. Caramel macchiato, untuk kamu yang tidak pernah tahan dengan rasa pahit Americano. Kehadiranmu memang tidak lebih dari tiga kali putaran rotasi bumi, namun satu kota ini seakan menyimpan jutaan bayanganmu yang terus terputar seperti rekaman rusak di setiap koridor jalannya.

Di satu hari di bulan sepuluh, lagu yang sama yang telah menemani ribuan jam perjalananku di tahun ini, lagu yang sama yang kamu pilih di malam itu kembali mengalun dari stasiun radio yang tidak akan kamu kenali namanya. Katanya, semoga rindu ini menghilang. Entah untuk berapa lama, bisa dalam satu minggu, satu bulan, ataupun bertahun-tahun kedepan, yang pasti katanya waktu yang akan sembuhkan. Sampai dengan waktu yang tidak bisa ditentukan itu, semoga kamu tetap menjadi perwujudan doa-doa baik ibu dan terus ada dalam lindunganNya. Sampai dengan waktu yang tidak bisa ditentukan itu, semoga aku bisa terus hadir di tengah musim panas penuh magis yang kamu ciptakan.

--

--